Logo
Female, 21
Friday, 26 April 2024

Sebelumnya aku tidak pernah merasakan kehilangan sedalam ini. Kehilangan keluarga karena perceraian diumurku yang ke-21 sangat amat membuatku terpukul. Pagi siang sore malam aku lalui dengan tangisan yang tidak pernah berhenti sekalipun jika air mata itu habis. Aku terguncang, helaan nafasku berat, dan langkah kakiku seperti dikaitkan dengan rantai dan batu seberat 100kg. Perasaan itu sangat aneh dan tidak pernah aku rasakan sebelumnya, emosi amarah, sedih, bingung, kecewa, dan sendirian menyelimuti hari-hariku. Magang dan menyusun skripsi rasanya jadi hal yang sangat mudah dan tidak ada apa-apanya dengan peristiwa itu. Aku masih ingat rasanya saat aku memegang surat pemanggilan sidang cerai dari pengadilan agama yang aku ambil dari rak sepatu. Aku masih ingat rasanya membaca surat keputusan pengadilan yang jatuh pada 1 Agustus 2023 mengenai perceraian yang telah disahkan itu. Duniaku seketika runtuh, hancur berkeping-keping, hingga kabut tebal menyelimuti hariku selama berbulan-bulan kemudian. Butuh waktu yang lama, pengorbanan yang besar, dan pemahaman yang mendalam untuk aku benar-benar menerima peristiwa paling kelam dalam hidupku ini. Tidak mudah, tapi kini aku bangkit dan bersyukur bisa bernafas lega, setidaknya untuk beberapa hari saja. Tidak lama setelah aku mulai menerima perceraian orang tua, papa menikah lagi dengan pasangan barunya tanpa berdiskusi dengan anaknya sama sekali. Hal paling pahitnya adalah aku tau itu dari status WhatsApp. Aku sangat sayang dengan mamaku dan menjadikannya role model karena kegigihan beliau dalam mencari nafkah mulai dari berjualan es mambo, gudeg, jajanan subuh, cake, hingga kini kue kering. Semua cara sudah beliau lakukan untuk mendongkrak ekonomi keluarga kita hingga akhirnya kini tidak merasakan kesulitan ekonomi. Tapi image positif itu seketika runtuh karena beliau juga menikah tanpa berdiskusi dahulu denganku dan jahatnya aku hanya diberitahu melalui personal chat di WhatsApp. Kini aku sangat terpukul dan mencoba bangkit dari rentetan peristiwa kelam yang menimpaku terus menerus. Aku ikhlas, aku percaya ketika hal yang paling berharga bagiku diambil, maka akan ada banyak hal positif didalamnya, karena sangat tidak mungkin jika aku hanya mendapatkan hal negatif saja sedangkan aku telah "membayar" dengan harga yang paling tinggi, dengan sesuatu yang paling berharga. Aku bukan dipaksa dewasa oleh keadaan diumur yang masih belia, tapi aku percaya bahwa setiap orang punya timelinenya masing-masing untuk menjadi dewasa, ini memang jalan takdirku untuk menjadi dewasa, dan kini memang saatnya aku menjadi dewasa. Terima kasih pa, ma, atas pelajarannya berharganya dalam membangun rumah tangga dan mendidik anak. Dengan adanya perceraian kalian aku bisa mengevaluasi diri dan mengevaluasi pernikahan agar nantinya saat aku akan berrumah tangga tidak akan mengulangi hal yang sama dengan kalian. Perceraian itu rumit, tidak mungkin satu pihak saja yang merasa dirugikan dan diuntungkan, tidak mungkin terjadi atas kesalahan satu orang saja, tapi kedua belah pihak. Semoga aku tidak akan merasakan perceraian lagi dikemudian hari. Aku akan coba hidup sebisaku, sekuatku, dan semampuku. Harapannya aku bisa benar-benar hidup bukan cuma melanjutkan hidupan. Berdamai dengan luka yang besar dan dalam ini pasti akan memakan waktu yang lama, sudah pasti akan ada hari dimana aku merasa baik-baik saja, tetapi besoknya terluka. Aku sangat bersyukur bahwa aku tidak menjadi orang yang kehilangan arah hidup dan menjadi sepenuhnya berantakan. Keputusan hidupku untuk memilih tinggal sendirian ternyata keputusan terbaik yang pernah aku ambil. Setiap hari aku harus memasak, jika tidak maka uangku akan cepat habis. Disini, aku belajar pengelolaan uang dan menu masakan baru. Kepasar dipagi hari adalah kegiatan kesukaanku belakangan ini. Ada aja hal positif dari peristiwa kelam kan? Tenang aja, hidup nggak sepenuhnya jahat jika kamu bisa melihat dari sudut pandang lain kok!

0

Trending Post