Aku bingung kenapa disini saat menciduk seseorang berbuat mesum terlebih bapak-bapak, menciduk seakan-akan seperti melakukan kejahatan besar lalu ditanya kenapa melakukan dengan nada keras seakan tidak merasa relate dengan para pemuda dan pemudi(oh iya, kan suci banget tuch dan patuh banget sama agama sampe pas nikab baru kawin), lalu ini yang juga kemungkinan besar bahkan hampir pasto terjadi menyita barang berharga, atau minta uang tutup mulut(bahasa lembutnya tuh "uang rokok"), atau yang paling bejad adalah ena-ena si kekasih korban didepan pacarnya dengan berkata " ini yang mau kamu lakukan hah? Hahaha, oh wow enak sekali", " bagaimana? Lebih enak dengan saya kan daripada dengan pacarmu itu yang masih tidak berani dan polos itu. Dia mah gk akan bisa bikin kamu enak" lalu terkadang sambil direkam juga bahkan sampai membuat trauma keduanya dan merusak hubungan mereka berkali-kali lipat terutama pihak si perempuan. Memang sama-sama salah melakukan hal yang belum waktunya dan dilecehkan oleh orang asing yang tidak dikenali tapi like kalau lu nafsu mah bilang aja, emang kurang gitu istri dirumah lu? Apa udah kendor gitu jadi nyari yang masih kenceng? Bapak-bapak itu juga pas udah ngelakuin dan ninggalin, mulai dah tuh cerita atau ngomong apapun "gila ya anak-anak sekarang tuh enak juga ya, lebih dari jaman saya", " hehe, tadi ada anak masih kecil udah mau mesum aja. Udah aja gue kasih tahu cara ngelakuin hal yang bener ke mereka ahaha, si cowoknya langsung diam gk bisa ngapa-ngapain." Emak-emak pun juga sama bahkan bisa dikatakan tidak jauh beda brutalnya. Mereka juga sama-sama merekam, seperti merasa " haha gue juara nih ngehentiin anak cewek dilecehin, pahlawan gue" di satu sisi benar sesama perempuan menjaga dan melindungi tapi pasti ada bahkan cukup banyak yang seperti itu, ngeanjing-anjingin mengutuk menyoraki dan menjudge anak bahkan sampai ke orangtua dan keluarganya, mengguyur atau bahkan menyiksa sekaligus mempermalukan, dan pasti merekam lalu kirim di sosmed biar kelihatan si paling update dan si paling heroik. (Oh iya lupa, kan kata seorang pak guru "negara yang paling merasa beragama yang apa-apa agama, pemersatunya... "botol kecap")