Zaman sekarang masih ada gak sih di keluarga besar ayah atau ibu kalian, yang ngelarang kalian untuk ikut campur masalah orang tua, kata orang yang gak bolehin "Kamu anak gak usah ikut campur" terus yang ngomong bukan orang tua sendiri tapi saudara/i dari ayah yang ngomong. Iya tau itu masalah ayah saya, tapi kan konteksnya saya anaknya mau ngebela orang tua dan kasih cerita berdasarkan fakta masa dilarang (Keluarga besar ayah saya terlalu membela ke si pembuat masalah yaitu kakak ayah saya sendiri). ==================================================================================================================================================== Sebelumnya mohon maaf ya teman-teman saya membuat cerita disini, tetapi setelah membuat cerita ini hati saya merasa lebih lega. Terima kasih semua ==================================================================================================================================================== Kalau kepanjangan baca yang singkat cerita aja di bawah :) ==================================================================================================================================================== EDIT: Masalahnya adalah dari awal ibu saya menikah dan punya anak, keluarga ayah saya bahkan nenek dari ayah saya sendiri tidak ada yang menganggap kami dan selalu merendahkan kami, hingga saat ini usaha keluarga saya (yang dibangun oleh "ibu" saya sendiri) berjalan dengan baik, barulah mereka semua (keluarga besar ayah) mulai berhubungan dengan kami. Nenek dari ayah saya dari dulu sudah ada di rumah kakak ayah saya (pembuat masalah) dan mengurus keluarga kakak ayah saya tersebut karena lebih sayang ke anak-anaknya kakak ayah saya tersebut. Sekarang ketika nenek dari ayah tersebut sudah tua dan sakit-sakitan, nenek saya tersebut diusir dari rumah kakak ayah saya tersebut, yang padahal rumah yang dibeli itu uangnya dari rumah orang tua ayah saya yang dibeli secara patungan oleh anak-nya termasuk ayah saya dan ketika ingin menjual rumah orang tuanya, kakak ayah saya tersebut minta izin kepada keluarga saya, dengan janji mereka adalah nanti nenek saya tersebut dibuatkan kamar oleh mereka. Semua anak nenek saya, yang dapat dikatakan dekat dengan nenek saya sebelum sakitnya, tidak ada yang ingin merawatnya dan akhirnya keluarga saya yang merawatnya. Saya yang tidak pernah berhubungan dengan keluarga besar ayah saya bahkan nenek dari ayah tersebut, diberi tugas oleh orang tua saya untuk menjaga nenek dari ayah tersebut, karena orang tua saya pergi ke toko dan dirumah hanya ada saya dan nenek saya. (*Nenek saya tidak bisa bahasa indonesia jadi komunikasi kami sangat terbatas dan kakak saya membeli rumah persis di sebelah rumah keluarga saya). Kakak ayah saya tersebut pernah masuk Penj*** karena judi, kemudian dibebaskan oleh keluarganya dengan membayar denda atau apapun itu secara patungan. Dan setelah dibebaskan, anak-anak nenek saya yang lain menyuruh kakak ayah saya tersebut untuk pergi ke daerah saya tinggal untuk ikut membuka usaha yang sama seperti yang dibuka oleh ibu saya. Mengapa ke daerah saya tinggal? karena anak-anak nenek saya yang lain ingin memantau usaha yang dibuka oleh ibu saya dan mereka takut dimintai uang oleh kakak ayah saya tersebut. Yang membuat ibu saya dan saya emosi adalah Toko yang dibuka oleh kakak ayah saya tersebut memiliki nama yang sama dengan toko yang dibuka oleh ibu saya (bedanya di depannya ditambahkan satu kata itupun kecil, nama toko ibu saya besar tulisan di tokonya). Emosi kami dikarenakan, usaha tersebut dibuka dengan perjuangan ibu saya sendiri (tanpa bantuan ayah saya karena kerja di pertambakan) yang sekarang sudah ada selama hampir 15 Tahun, ingin dicopy paste oleh orang lain, bahkan kakak ayah saya tersebut berusaha merebut pelanggan ibu saya dengan menyogok pelanggan ibu saya (yang lebih parahnya disogoknya di depan toko ibu saya sendiri). Dan karena usaha tersebut hasil copy paste tidak ada pengalaman mengurus toko, akhirnya tokonya bangkrut kehabisan modal, DAN YANG LEBIH PARAHNYA ia menyalahkan ibu saya WAWWWW. Dari kejadian tersebut ia terus berusaha agar toko ibu saya bisa menjadi toko miliknya, katanya Ibu saya gak usah ikut campur ayah saya aja yang urus (Kenapa ayah saya karena beberapa tahun lalu ayah saya gampang untuk dimintai uang oleh kakak ayah saya tersebut), padahal toko itu kan yang buat ibu saya jelas harusnya ibu saya yang mengurus segala permasalahannya. ==================================================================================================================================================== Singkat cerita masalah memuncak adalah beberapa hari yang lalu nenek saya penyakitnya kambuh, dan kakak ayah saya dipanggil untuk sekedar melihat dan diminta untuk meminta maaf karena telah mengusirnya (ini bukan kemauan orang tua saya, melainkan perintah dari anak nenek dari ayah saya yang lain), dan disitu ia merasa tidak bersalah dan katanya "Saya ini orang baik" dan kesal hingga menantang ayah saya untuk baku hantam di depan rumah, bayangkan orang tuanya lagi sakit malah ngajak baku hantam. Kejadian ini terjadi di dalam rumah saya, dan hanya ada keluarga saya, nenek dari ibu, dan kakak ayah saya tersebut (anak-anak dari nenek ayah saya yang lain tidak ada). Setelah kejadian itu kakak ayah saya tersebut mengadu ke anak-anak nenek saya yang lain, dan karena mereka iri dengan usaha ibu saya, mereka malah membela kakak ayah saya tersebut. Tadi siang datanglah saudara dan saudari dari ayah saya (bukan anak-anak nenek dari ayah), ingin menjadi "penengah"(menurut saya sih menjadi pemihak karena berat sebelah ahahaha). Saya yang selama ini menjaga nenek saya tersebut yang sudah berjalan satu tahun lebih hingga sekarang, saya merasa perlu juga menyampaikan fakta yang terjadi untuk membela ayah saya tetapi ditolak oleh mereka katanya "Anak gak usah ikut campur", disitu ayah saya juga emosi katanya saya lah yang mengurus ibu ayah saya tersebut (nenek saya), jadi dia juga berhak menyampaikan yang terjadi dan kalau dia gak usah ikut campur ya harusnya bukan dia yang jaga neneknya harusnya anak-anaknya juga karena dari dulu kan gak pernah mau dekat sama cucunya yang ini (saya), disini saudara/i ayah saya tetap bilang "anak gak usah ikut campur" ya semakin kesal dan sakit hati dong. Masalahnya sebelum mereka datang saya sudah bilang ke ibu saya, kalau pun ayah saya dan kakaknya berbaikan tujuannya sudah lain yang diincar itu uang ayah saya (catatan lagi kakak ayah saya (sudah berkeluarga juga) semenjak tokonya bangkrut tidak bekerja lagi dan hanya mengandalkan uang nenek saya sebelum nenek saya diusir). ==================================================================================================================================================== Pokoknya inti masalahnya bukan karena hutang ataupun warisan ya, tapi karena rasa iri dengki aja dan ayah saya juga sudah terlalu emosi dengan kakaknya itu karena terus berbohong dan memutar balikan fakta yang sebenarnya:) ==================================================================================================================================================== Sudah deh sampai sini aja, ini udah kepanjangan hehe, mohon maaf teman-teman saya membuat cerita disini, tetapi setelah membuat cerita ini hati saya merasa lebih lega. Terima kasih semua