Orang tua terlebih ibu/bunda/mama/mami berpikir dengan berkata "anjing lu", "bego", "tolol", "goblok", "dasar anak tidak berguna", "bukannya bantuin orangtua malah santai.", "orang tua susah kerja, lu enak-enakkan.", "kalau gk ngebiayain lu, gue udah bisa pergi ke luar negeri kali", "anak tidak tahu diri", "anak sialan", akan membuat anaknya sadar untuk membantu orang tua mereka dan merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya. Kenyataannya adalah tidak, malah membuat sang anak dendam dan segala hal yang dilakukannya adalah untuk membalas rasa kesalnya terhadap orang tua. Jika orang tua berpikir bahwa cara mendidik "dihancurkan agar bisa bangkit" adallah cara terbaik, itu salah. Memang ada beberapa yang bisa sukses tapi tidak selalu cara itu berhasil. Seorang anak pastinya berusaha untuk membanggakan orangtua tapi bukan berarti itu mengorbankan hal yang ingin dicoba atau kesenangan yang diinginkan oleh si anak. Memang orang tua mengorbankan banyak hal demi kebahagiaan anaknya tapi anak pun juga punya cara sendiri untuk membanggakan orangtuanya. Mungkkin saja caranya tidak seperti dalam drama. Percayalah setiap anak melakukan kesalahan ataupun mengalami kegagalan, hal pertama yang dipikirkannya adalah "mengapa aku tidak bisa melakukan hal yang benar untuk orang tuaku?", "mengapa aku selalu menjadi beban keluarga?", "kenapa aku selalu mmenemui kegagalan?", "aku sudah mengecewakan kedua orang tuaku", "apakah memang benar seharusnya orang tua tidak memilikiku sebagai anak?"